Minggu, 27 Agustus 2017

Batagak Kotik di Nagari Muarotakung


Nagari Muarotakung, Kecamatan Kamangbaru, Kabupaten Sijunjung menggelar upacara adat Batagak Kotik yang dipusatkan di Tanahlapang daerah setempat, Minggu 27/8/2017. Ratusan masyarakat tumpah-ruah memadati lokasi acara.

Jabatan Kotik tersebut didaulatkan kepada Kotik Sati, dipimpin SY Datuak Singolipati selaku Panghulu Pucuk dari Kaum Suku Caniago. Turut hadir seluruh ninik mamak (panghulu, monti, malin, dubalang dari masing-masing suku), Bundo Kanduang. Unsur Forkompinda Kecamatan, Anggota DPRD. Wali Nagari beserta puluhan undangan kehormatan lainnya.

Diawali dengan ritual pidato panjang di Rumah Gadang Gonjong 6, makan bajamba, kemudian dilanjutkan dengan prosesi naik mimbar, sebagai simbol bahwa kotik sudah siap memangku umat. Puncak acara ditandai dengan penobatan secara adat yang disebut dengan pati ambalau oleh panghulu pucuk kaum suku caniago.

SY Dt Singolipati menegaskan penobatan kotik adat adalah sebuah alek nagari yang sekaligus beban bersama segenap warga nagari. Tak hayal dalam prosesi ini seluruh lapisan masyarakat bahu membahu menyukseskan jalannya batagak kotik.

Sesuai fungsinya, Kotik Nagari nantinya akan mengabdikan diri dalam bidang syarak (agama), bertugas membacakan khutbah setiap di masjid raya muarotakung dalam pelaksanaan shalat jumat.

Adat warih jawek -menjawek,  pusako nan tolong menolong. Demikian berlaku dari ninik moyang kito di Nagari Janjang Bunsu  Muarotakung," ujar datuak singo.

Parizal Datuk Bagindo Sutan juga menuturkan, sebelum akhirnya kotik nagari turun mimbar di lapangan yang disaksikan seluruh anak kemenakan,  juga dilaksanakan upacara adat di rumah gadang gonjong 6.  Didalamnya lengkap bersama ninik mamak nagari 4 suduik, 5 tiang panjang, sebagai falsafah rukun iman sesuai ajaran Islam.

Lebih lanjut ninik mamak yang dipanggil datuk pucuk ini melanjutkan pesan kepada kotik yang baru di lewakan, kotik sati  Nagari muaro takung mesti senantiasa jalan bariringan, duduak bakapungan.

“Saya atas nama ninik mamak berpesan agar kotik yang dilewakan dapat menempatkan diri sebagai penyuluh bagi umat. Ssuai dengan falsafah dalam minangkabau, adat basandi syarak, syarak basandi kitabullah," tegasnya.

Dengan selesainya pekerjaan berat ini fiharapkan pula hendaknya Allah SWT memberikan limpahan rahmad dsn karunianya bagi nagari muarotakuang. Padi masak, jaguang maupiah, taranak batambah kambang juo. (Red)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Populer